Selasa, 18 September 2012

TRUE FRIEND


Tak mudah memberikan kasih pada semua orang, apatah lagi menemukan tempat berbagi di kala susah dan senang.
Di kala menemukannya pun, tak mudah pula mengajaknya untuk memiliki satu pemahaman. Dan lebih susah lagi untuk saling mengingatkan dalam kebenaran.
Saat diri mulai merasa nyaman, justru rasa nyaman itu terkadang yang memunculkan rasa tak nyaman untuk menegur dan berbagi kebenaran.
Dan aku mulai ketakutan, saat mengingat semua yang pernah kudengar…
Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Seseorang itu berada di atas agama temannya. Maka dari itu perhatikanlah oleh kalian siapa yang menjadi temannya.” (HR. Imam Ahmad 2/303 dan 334. Dari abu Hurairoh rhadiyallahu ‘anha)
Majalah Asy-Syari’ah No 63/VI/1431/2010 hal 10

Sungguh nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengibaratkan duduk dengan dengan teman yang jelek seperti duduk dengan pandai besi. Kalalulah bukan bajumu yang terbakar, setidaknya engkau akan mendapat bau yang tidak menyenangkan.

“Seseorang itu sesuai dengan perangai teman dekatnya. Maka dari itu, hendaknya sesorang diantara kalian memeriksa siapa yang akan menjadi teman dekatnya” (Hasan, HR. abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ahmad dari sahabat Abu Hurairoh radiyallahu’anha) di hasankan oleh asy-Syaikh Al-Albani
Majalah Asy-Syari’ah No 63/VI/1431/2010 hal 14

Muhammad bin Sirin (Rohimahullaa hu ta’aala) pernah mengungkapkan:
“Sesungguhnya ilmu (pen :syari’at )itu adalah agama. Maka dari itu, perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agaman kalian” (Lihat Mukaddimah Shahih Muslim)
Asy-Syari’ah No 63/VI/1431/2010 hal 5

Dan aku memilihmu sebagai karibku…
Aku telah tak banyak berharap pada masa lalu yang telah lewat dariku.
Ia telah pergi jauh sekali dariku…
Yang kuperhatikan kini adalah bagaimana kau menarikku ke dalam barisan itu
Barisan para penjual minyak wangi, yang dapat berbagi wanginya denganku atau bahkan mungkin menghadiahkan minyak wangi kepadaku.
Telah berapa banyak manusia berhati tulus, telah tertipu oleh sahabatnya,
dan sudah terlalu sering berlalu kisah tentang masuknya kawan ke dalam dosa bersama sahabatnya pula.
Sahabat, apalah arti percintaan kita jika hanya berakhir dalam kebinasaan dan saling lupa disaat Dia bertanya tentang apa yang pernah terjadi pada kita berdua semasa di dunia.
Lalu disaat perhitungan telah dimulai, mulailah perselisihan diantara manusia-manusia yang dulunya mengaku sahabat setia, mereka saling menyalahkan, bahkan ada yang di lupakan. Sahabat, begitu berartinya dirimu dalam dunia dan akhiratku.
"Teman-teman karib pada hari itu (hari akhir) saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (Az Zukhruf: 67)
Dan yang aku takutkan, kita sedang kehilangan taqwa…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar