Pengalaman baru sebagaia mahasiswa farmasi itu adalah ketika ditanya
oleh sesorang sedang kuliah di jurusan apa. Lalu saya menjawab di jurusan
farmasi, dalam benak mereka atau tak jarang juga terucap langsung, saya akan menghadapi
ujian besar dan kemelaratan layaknya paceklik selama masa studi saya, katanya
farmasi itu kulahnya lama, sulit, dan prospeknya juga gak jauh2 dari kerja di
apotek nungguin orang cari bodrexin -_-
Fufufufuf, malangnya saya saat mendengar komentar mereka, atau kalau
tidak dengan komentar horror macam di atas, anda akan mendapati komentar bahwa
pasti anda adalah orang yang hebat bisa
masuk (dan bertahan) di fakultas yang luar biasa (menyiksanya) itu.
Nah itu komentar yang kadang bikin saya bangga tapi kadang juga bikin
saya garuk2 dinding kamar.
Tapi setelah melalui satu semester saja dan sekarang sudah memasuki
wahana semester 2, saya mulai tahu arti keberadaan seorang farmassis dan kenapa
jurusan ini layak saya pertahankan.
Pertama, karena ini memang pilihan saya dan do’a saya pada allah.
Saya anggap ini adlah nikmat yang haram hukumnya untuk di kufuri
(ahahahaha)
Yang kedua, bagaimana bias saya meninggalkan jrusan yang luar biasa
kompleks dalam hal mata kuliahnya,
Sebagai bayangan nyata bagi anda, kuliah di jurusan yang hebat ini anda
akan menjadi orang yang multitalenta, apa saja?
Di semester pertama anda menginjakkan kaki di hutan belantara farmasi
ini anda akan menjumpai makhluk yang bernama matematika dan fisika.
Matematika anda harus di atas rata-rata, bagaimana tidak, kita di beri
soal menghitung kadar alcohol menggunakan metode matriks. Menghitung rata2
efisiensi obat dalam suatu sampel, dan
sederet hal “menyenangkan lainnya” bersama matematika dan rumusnya sampai
berlembar-lembar
Fisika di sini anda akan di beri kuliah mengenai termodinamika, cahaya,
optic, fluida, dan kawan2 karib mereka. Di tambah praktikum mirip punya anak FSAINTEK
. mulai dari berpacaran dengan oli, timbangan alias yang mereka sebut neraca,
thermometer, teleskop, osiloskop, viscometer Oswald. Wawaaa, banyak deh, kalau
pikiran awam anda masih bertanya2 untuk apa calon farmasist belajar fisika
(seperti halnya saya saat masih di sma) jawaban anda akan terjawab saat anda
mengunjungi pabrik pembuatan obat, hahahah. Di sana, obat dibuat dengan
kecepatan mesin tertentu, suhu tertentu, pereaksi tertentu, dan teknologi mesin
yang mampu menunjang keefisienan obat, kalau kita gak ngerti fisika, apalah
yang akan kita lakukan pada semua instrument itu? So. Fisikaaaa, GARAP GAN!!!
Selain itu anda dituntut memiliki jiwa seni yang tinggi. Kenapa? Tau
gak, apa sih definisi farmasi itu?
PARMACY is the art and
science of preparing and dispensing medication and the provision of drug and
related information to the public.
Mungkin
sodara2 bertanya2 di sisi mananya nilai seni di bidang farmasi, mari saya
tunjukkan.
Farmasi
bekerja di bidang penyediaan bahan obat dan menyerahkannya kepada
konsumen. Obat dalam sediaan asli pada
umumnya memiliki bentuk, rasa, dan warna yang tidak enak di lihat, hihi. Tapi karena
seorang farmasis memliki jiwa seni yang sangat baik, mereka mengolah sediaan
itu menjadi bentuk obat yang menarik paling tidak orang percaya bahwa obat itu
akan memberi efek kesembuhan bukan malah
mematikan. Mulai dari penambahan senyawa lain hingga rasa obat yang begitu
pahit berkurang, bentuk kemasan yang tidak menakutkan dan efisien, jenis sediaan
yang beraneka ragam, ada yang gel, salep(semi solid), tablet, permen, syrup
yang rasanya bermacam-macam, coba bayangkan kalo sang farmasis adalah orang
yang kaku dan tidak sadar norma keindahan, anak2 akan lari terbirit2 saat harus
minum obat demam atau batuk atau multivitamin, huufff leganya di dunia ini ada
farmasis (bhahahaha).
Dan
farmasis gak kalah hebatnya dengan
designer, kenapa?
Pernah
anda membayangkan betapa rumitnya mempertahankan rumus senyawa kimia atau
struktur suatu senyawa obat? Yang mereka itu akan sangat mudah beraksi dengan
sinar matahari, suhu yang tidak sesuai, adanya air, atau mungkin tercampur
dengan senyawa lainnya, oooohhh,,, tapi karena ketelitian mereka dan kelihaian
mereka dalam mendesain sediaan obat hingga layak untuk dikonsumsi dengan tetap
mempertahankan struktur senyawa obat, orang2 akan mendapat khasiat maksimal
dari obat tersebut. Untuk mampu melakukan itu, seorang farmasisi harus benar2
mempelajari bidang kimia dalam hal kecepatan laju reaksi untuk mengetahui kapan
obat mulai expired, suhu ruangan yang cocok, tekanan, tempat penyimpanan, dan
syarat2 lainnya. Yes, FARMASIS IS THE EXPERT OF DRUGS.
Dan
setelah saya berada di sini selama kurang lebih 7 bulan, kesimpulan untuk
menjadi farmasis yang baik adalah anda tidak perlu memiliki otak jenius macam
Einstein, cukup dengan kecerdasan rata2 atas minimal, dan yang paling banyak
mendukung kesuksesan anda dalam bidang ini adalah ketekunan, keuletan, pantang
menyerah,rasa ingin tahu, kerapian, dan
tidak cengeng. Cobalah hilangkan rasa melankolis anda saat hasil praktikum anda
gagal atau anda memecahkan alat praktikum yang harganya berjeti2 hahahah. Selain itu kata pak dosen saya,”
kuliah di farmasi itu sama halnya kamu di kawin paksa sama kimia” jadi intinya
kamu harus mencintai kimia mau tidak mau dapat tidak dapat, ogah gak ogah atau
kalau tidak hidupmu akan menderita selamanya, hahahaha. YES, I LOVE KIMIA. :P
SO, I PROUD TO BE FARMASIST 2016…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar