24 september 2011, sore saat aku akan bertemu dengan ukhti
fillah yang kukenal dari pendaftaran les bahasa arab perdanaku. Awalnya ia
mengajakku untuk bias datang kajian di ma’had Thaybah, namun karena halangan
kendaraan aku tidak bisa ikut, Alhamdulillah ukhty ini baik sekali dan
bersemangat sekali mengajakku ikut kajian,terbalaslah rasa rinduku untuk
menuntut ilmu Allah.
Akhirnya kita bersepakat untuk bertemu di depan kampusku,
saat kucari dimana ukhty yang baik hati itu di tempat kita menaruh janji, tidak
ada pemandangan lain selain wanita bercadar di atas motor saat itu. Aku ragu,
tapi yakin, dialah yang aku cari. Bertemulah aku dengan dia dan saudaraku
lainnya di ma’had Thaybah. senang sekali rasanya aku bisa bertemu mereka yang
terasingkan dan mereka yang juga berusaha berjalan di atas sunnah, meski pada
awalnya, aku terkejut melihat kontrasnya penampilanku dengan penampilan
mayoritas mereka, tidak ada yang bisa aku banggakan dari diriku di hadapan
mereka, hijab mereka dan kebiasaan
mereka, yang dulu hanya kudengar dari radio dan kubaca dari majalah-majalah
ahlus sunnah, kini tampil nyata di hadapanku, membuat aku merasa begitu kerdil,
di hadapan Allah ‘azza wa jalla.
Dan mulailah perjalananku menuntut ilmu bersama mereka yang
senantiasa menopangku.
Bismillah,
ini adalah catatan kajiaku yang pertama di Surabaya bersama teman2 sunnah yang
aku cintai.
Afwan
lupa nama ustadznya,, tentang PEMUDA
YANG BERKUALITA
beberapa
keistimewaan pemuda di zaman Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam
ü
ali Bin Abu Thalib Radhiallahu ‘anha telah
membunuh seorang pemuka kafir di perang badar pada usianya 20 th.
ü
‘Arsy allah pernah bergetar karena kematian
seorang pemuda yaitu Sa’ad bin Mu’adz radhiallahu ‘anha
ü
Yang di perintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an
al Karim adalah seorang pemuda yang bernama Zaid bin Tsabit Al- Anshori pada
masa khalifah Usman Bin Affan Radhiyallahu ‘anha
Penyebab keutamaan seorang pemuda di zaman Rosulullah shallallahu
‘alaihi wasallam adalah karena pengajaran langsung dari beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam. Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam membetuk karakter
seorang pemuda, dan orang tuanya lah yang berperan dalam membawanya pada
kebaikan, untuk menjadi pemuda yang kuat dalam keimanannya.
Setan tak pernah berhenti
menepati janjinya , ia konsisten dalam menggoda manusia, sedang manusia
terkadang beristirahat dari menjalankan ketaatan.
Pemuda yang sukses adalah pemuda yang memiliki ilmu
syariat, amat berbeda antara pemuda yang berilmu dan pemuda yang jahil.
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran. “ (QS. Az zumar : 9)
Sebagai perumpamaan saja, kedudukan anjing yang berilmu (terlatih)
dibedakan dengan kedudukan anjing yang tidak terlatih. Karena anjing yang
terlatih hasil tangkapan (hasil buruan) nya di hukumi halal.
Imam Asy- Syafi’I berkata : Seorang pemuda di lihat dari dua
kedudukan yakni ilmu dan ketaqwaannya. Jika tidak ada pada dirinya dari
keduanya maka takbirilah 4 kali (karena sudah di anggap mati).
Pemuda yang berkualitas saat dirinya telah berilmu, mka
selanjutnya ia harus mengajarkannya. Karena dakwah merupakan kewajiban bagi
setiap muslim.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS. Ali Imron 104)
Setelah
berilmu pula kita wajib bersabar atas ujian dari orang lain.
“Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat
Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum
mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar
gembiralah dia dengan azab yang pedih.”(QS. Luqman 17)
Lalu selalu mentaati perintah Allah ‘Azza a Jalla dan
menjauhi larangan-Nya. Orang yang paling utama mengerjakan perintah Allah ‘Azza
Wa Jalla dan paling pertama menjauhi larangan-Nya adalah seorang muslim.
Seorang pemua juga membutuhkan tazkiyatun Nafs , bagaimana
ia membersihak hati dan dirinya dari apa-apa yang berbau maksiat.
Dan alangkah
seharusnya seorang pemuda menjaga pergaulannya.
“
Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara : (1) waktu mudamu sebelum datang
waktu tuamu, (2) waktu sehatmu sebelum datang watu sehatmu (3)masa kayamu
sebelum datang masa kefakiranmu (4) masa luangmu sebelum datang masa sibukmu (5)
hidupmu sebelum dating kematianmu” [HR. Al Hakim dalam mustadroknya, di katakana
oleh Adz-Dzahabi dalam At- Talkhis berdasarkan syarat Bukhori Muslim. Dikatakan
shahih oleh Syaikh Al- albani dalam Al-Jami’ Ash- Shoghir]
Semoga
bermanfaat untukmu wahai para pemuda ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar