Kepadamu Pemimpinku…
Keriputmu semakin jelas,Sejelas kerutan nestapa negeri
kita.Sabarlah pemimpinku,,,
Panah menerjangmu dari segala arah.Menyalahkan aib atau
kekuranganmu dalam menujuk kanan kiri,Menghisap darah perjuanganmu tanpa kau
sadari.
Aku rakyatmu, yang menyayangimu,
yang ingin patuh pada aturanmu, meski aturan-aturan itu dan semua yang ada di
negeri kita ini masih semu bagiku, aku tidak tahu siapa yang harus disalahkan,
terlebih lagi jika ada pertanyaan siapa yang paling bersalah diantara rombongan
orang- orang yang berbuat salah. Sederet gerbong bencana, yang kau harus
mengatasinya, ribuan penyakit di setiap pelosok kita, yang kau pun harus
mengatasinya, tak sedikit kebejatan merajalela di balik kediaman kita, yang kau
pun harus memberantasnya,. Duhai, betapa berat tanggunganmu.
Keburukan ini, kehancuran bangsa ini, kusadari adalah karena
lalainya dari masing-masing kita untuk tunduk pada titah Ilahi Rabbi.
Ataukah benar kata
mereka pemimpinku???? Kau tengah melihat seperti melihatnya teri yang tak
bernyawa. Atau karena kau ada di balik itu semua? Menjadi pendorong semua
terjadi? Menjadi pelindung otak2 keji? AKU TIDAK TAHU PEMIMPINKU… aku tidak
tahu semua itu, jikalau akupun tahu pada akhirnya, aku bukanlah rakyatmu yang
pandai berkoalisi untuk menusukmu dari belakang atau memperparah duka bangsa
dengan mendemo dan berbuat kerusakan di tengah jalan, berteriak sekencang-kencangnya,
menulis slogan sebesar2nya, akan penghianatanmu pada kita semua,
Akan tetapi aku adalah rakyatmu yang menangis menulis surat
yang aku tahu tak kan sampai padamu, sambil medo’akanmu semoga Allah memperbaiki
segala urusanmu, baik dalam kehidupanmu dan keluargamu. Dalam urusan
kepemimpinanmu, dan semua yang harus kau hadapi.
Memang tak mudah
duhai bapak presidenku, untuk berbuat baik dan menahan gejolak- gejolak nafsu
kita, mamang tak mudah wahai pemimpinku, untuk mengakui kesalahan dan
memperbaikinya, memang tak mudah!
Hanya saja
pemimpinku, jikalau kita mau mengingat bahwa siapapun diri kita, sejatinya
menghamba pada-Nya adalah satu-satunya tugas kita di dunia, menghamba kepada-Nya
saat menjadi pemimpin bagi suatu bangsa, adalah dengan memohon petunjuknya,
memohon kebaikan dan keputusan yang diridhoi-Nya.
Aku tak mengharap bangsa ini menjadi penguasa dunia yang menerjang
segala syariat islamNamun yang kuharap darimu, kau memiliki hati yang lurus
yang mampu melaksanakan semua asa2 bangsa, menjadi negeri yang aman dibawah
kuasamu. Di bawah kuasa seorang pemimpin yang kuat keimanannya, seorang
pemimpin yang memimpin demi rakyatnya. Aku mendo’akanmu pemimpinku, semoga
setiap harimu Allah isi dengan perubahan menuju kebaikan, semoga setiap hari
dalam kepemimpinan ini kau isi dengan pengabdian, pada ummatmu, pada Allah
‘Azza wwa Jalla. Aku mendo’akanmu pemimpinku… ingatlah, ak mendo’akanmu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar