Senin, 13 Februari 2012

KEPADA PEMIMPINKU

Kepadamu Pemimpinku…
Keriputmu semakin jelas,Sejelas kerutan nestapa negeri kita.Sabarlah pemimpinku,,,

Panah menerjangmu dari segala arah.Menyalahkan aib atau kekuranganmu dalam menujuk kanan kiri,Menghisap darah perjuanganmu tanpa kau sadari.
 Aku rakyatmu, yang menyayangimu, yang ingin patuh pada aturanmu, meski aturan-aturan itu dan semua yang ada di negeri kita ini masih semu bagiku, aku tidak tahu siapa yang harus disalahkan, terlebih lagi jika ada pertanyaan siapa yang paling bersalah diantara rombongan orang- orang yang berbuat salah. Sederet gerbong bencana, yang kau harus mengatasinya, ribuan penyakit di setiap pelosok kita, yang kau pun harus mengatasinya, tak sedikit kebejatan merajalela di balik kediaman kita, yang kau pun harus memberantasnya,. Duhai, betapa berat tanggunganmu.
Keburukan ini, kehancuran bangsa ini, kusadari adalah karena lalainya dari masing-masing kita untuk tunduk pada titah Ilahi Rabbi.
 Ataukah benar kata mereka pemimpinku???? Kau tengah melihat seperti melihatnya teri yang tak bernyawa. Atau karena kau ada di balik itu semua? Menjadi pendorong semua terjadi? Menjadi pelindung otak2 keji? AKU TIDAK TAHU PEMIMPINKU… aku tidak tahu semua itu, jikalau akupun tahu pada akhirnya, aku bukanlah rakyatmu yang pandai berkoalisi untuk menusukmu dari belakang atau memperparah duka bangsa dengan mendemo dan berbuat kerusakan di tengah jalan, berteriak sekencang-kencangnya, menulis slogan sebesar2nya, akan penghianatanmu pada kita semua,
Akan tetapi aku adalah rakyatmu yang menangis menulis surat yang aku tahu tak kan sampai padamu, sambil medo’akanmu semoga Allah memperbaiki segala urusanmu, baik dalam kehidupanmu dan keluargamu. Dalam urusan kepemimpinanmu, dan semua yang harus kau hadapi.
 Memang tak mudah duhai bapak presidenku, untuk berbuat baik dan menahan gejolak- gejolak nafsu kita, mamang tak mudah wahai pemimpinku, untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya, memang tak mudah!
 Hanya saja pemimpinku, jikalau kita mau mengingat bahwa siapapun diri kita, sejatinya menghamba pada-Nya adalah satu-satunya tugas kita di dunia, menghamba kepada-Nya saat menjadi pemimpin bagi suatu bangsa, adalah dengan memohon petunjuknya, memohon kebaikan dan keputusan yang diridhoi-Nya.
Aku tak mengharap bangsa ini menjadi penguasa dunia yang menerjang segala syariat islamNamun yang kuharap darimu, kau memiliki hati yang lurus yang mampu melaksanakan semua asa2 bangsa, menjadi negeri yang aman dibawah kuasamu. Di bawah kuasa seorang pemimpin yang kuat keimanannya, seorang pemimpin yang memimpin demi rakyatnya. Aku mendo’akanmu pemimpinku, semoga setiap harimu Allah isi dengan perubahan menuju kebaikan, semoga setiap hari dalam kepemimpinan ini kau isi dengan pengabdian, pada ummatmu, pada Allah ‘Azza wwa Jalla. Aku mendo’akanmu pemimpinku… ingatlah, ak mendo’akanmu… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar